Yang Mahatinggi (The Supreme) atau Sosok Mahatinggi (Supreme Being) adalah Tuhan atas evolusi ruang dan waktu, Tuhan yang masih belum selesai berkembang karena alam semesta ini masih belum selesai evolusinya. Agak sulit mencari padanan kata "Being" dalam bahasa Indonesia, karena bisa diartikan sosok, tokoh, makhluk, atau oknum.
Yang Mahatinggi berasal dari Trinitas Firdaus. Trinitas ini eksistensial, tetap ada dan kekal. Trintas itu tidak berubah dan tidak berevolusi. Trinitas berdiam di Firdaus. Tetapi Yang Mahatinggi masih mengalami perkembangan dan perubahan, sebab itu Yang Mahatinggi bersifat eksperiensial, berpengalaman. Sosoknya belum muncul, demikian pula dimana kediaman-Nya, yang diduga nantinya adalah pusat alam semesta super ke tujuh, tempat kita juga berada.
Kita lahir dan hidup dan bergerak dalam Yang Mahatinggi. Pengalaman hidup kita dan semua makhluk dalam alam ruang dan waktu adalah juga pengalaman Dia.
Yang Mahatinggi masih berusaha agar Dia yang roh itu dapat menguasai alam semesta ruang dan waktu, batin pikiran, materi dan energi. Sebab itu apapun yang kita lakukan untuk penguasaan itu, upaya rohani dan intelektual, teknologi dan ilmu pengetahuan, inovasi dan manajemen, semua itu adalah usaha Yang Mahatinggi juga. Jadi jika kita membuat teknologi untuk pengelolaan alam, komunikasi, pengaturan sosial, bisnis dan ekonomi, kedokteran dan biologi, budaya, bahasa, seni, politik, ideologi, dan kerohanian .. apapun yang menghasilkan dunia yang lebih baik, kita bekerja bersama dengan Yang Mahatinggi.
Filosofi ini sangat luas dan mendalam, yaitu bahwa manusia itu ikut berevolusi dan berkontribusi untuk kemajuan Yang Mahatinggi, Tuhan evolusi ruang dan waktu. Jadi manusia ikut menyumbang kemajuan itu, sekecil apapun. Suatu kali evolusi akan berakhir dan kita akan dengan bangga bisa mengatakan bahwa kita ikut menyumbang di dalamnya.
Hal ini sejajar dengan ajaran mengenai pahala dan hukuman, siapa melakukan yang baik atau yang buruk akan mendapat ganjarannya. Kita ini seperti pekerja yang bekerja dalam organisasi besar Yang Mahatinggi, dan siapa yang setia bekerja untuk-Nya akan mendapatkan kedudukan tinggi. Segala sesuatu harus diusahakan dan diraih, prestasi harus dicapai melalui pengalaman, bukannya kita menjauh dari keramaian dunia dan menyepi.
Lalu apa yang harus kita lakukan? Apapun untuk kemajuan karya Tuhan untuk menguasai alam semesta ini, dan kebaikan dunia serta sesama. Mulai dan hal yang khusus bidang rohani (membenahi dan meningkatkan nilai-nilai hidup manusia), bidang intelektual antara lain ilmu, teknologi, kesehatan dan kesejahteraan hidup, politik, hukum keadilan, inovasi, administrasi manajemen, dan bidang keindahan seni serta budaya.
No comments:
Post a Comment