Manusia yang melebur dengan Roh Tuhan (Pelaras), menempuh perjalanan mencapai Firdaus, menghadap Tuhan dan lulus dari Firdaus akan dikelompokkan dalam Korps (Kesatuan) Finalitas Firdaus. Mereka disebut finaliter. Sebenarnya ada banyak korps lain yang diperuntukkan bagi berbagai kelompok makhluk, tapi untuk manusia sebagian besar masuk korps ini.
Para finaliter ini berwujud roh tingkat ke enam. Rupanya masih ada satu lagi tingkatan yang belum mereka capai. Mereka belum mencapai takdir akhir. Kemudian mereka melanjutkan karir mereka sesuai dimana mereka ditugaskan, kembali ke alam-alam semesta lokal yang berevolusi, untuk membantu perkembangan alam-alam itu.
Manusia di Firdaus juga bisa mencoba petualangan Trinitisasi, dirangkul oleh Trinitas, dan setelah itu mereka akn berubah menjadi Putra Ditrinitisasi, yang sudah merupakan takdir akhir status makhluk. Mereka menjadi Utusan Perkasa (Mighty Messengers), Yang Tinggi Otoritasnya (Those High in Authority), atau Yang Tanpa Nama dan Bilangan (Those without Name and Number).
Lihat paper 22.
Utusan Perkasa adalah mereka dengan kemampuan tinggi untuk melaksanakan penugasan dimana-mana. Yang Tinggi Otoritasnya adalah mereka dengan kemamnaipuan eksekutif organisasi yang luar biasa. Yang Tanpa Nama dan Bilangan adalah manusia dengan kemampuan hikmat dan spiritual yang tinggi.
Perjalanan manusia setelah melebur dengan pelaras, menjadi penaik (ascender) di alam semesta, menempuh perjalanan dari alam dunia ke alam morontia, diubahkan berkali-kali sampai wujud roh sampai di Salvington ibukota alam semesta lokal, naik tingkatan roh sampai keenam dan menjadi finaliter atau menjadi satu dari kelompok yang ditrinitisasi di atas, kemudian akan kembali lagi melayani di alam semesta, menunggu penugasan masa depan ke alam semesta bagian luar. Ini perjalanan yang sangat panjang, dari nol sampai tingkatan yang sangat mulia.
Ditrinitisasi adalah pengalaman roh yang tidak bisa dijelaskan di bumi, mungkin kira-kira demikian: roh makhluk masuk dan diterima Tuhan, lalu mengalami semacam penyelarasan dan penyatuan dengan para Deitas, sehingga keluar dari pengalaman itu berubah wujudnya atau melahirkan sosok roh yang baru. Yang pasti trinitisasi itu melibatkan dua atau lebih Deitas.
Ada lagi Trinitisasi Makhluk yang dilakukan oleh sepasang manusia yang berwujud roh. Kalau mereka bisa membuktikan kesamaan tujuan dan pendapat mereka mengenai suatu hal. Dua menjadi satu, maka mereka menjadi orang tua yang melahirkan sesosok makhluk yang baru. Wujud manusia itu roh, bukan badan daging, jadi prosesnya seperti apa, yang pasti bukan seperti manusia jasmani jika hendak melakukan hal yang kira-kira mirip untuk membuat anak.
No comments:
Post a Comment