Tuesday, June 26, 2018

Yang Mahatinggi (The Supreme)

Yang Mahatinggi (The Supreme) atau Sosok Mahatinggi (Supreme Being) adalah Tuhan atas evolusi ruang dan waktu, Tuhan yang masih belum selesai berkembang karena alam semesta ini masih belum selesai evolusinya. Agak sulit mencari padanan kata "Being" dalam bahasa Indonesia, karena bisa diartikan sosok, tokoh, makhluk, atau oknum.

Yang Mahatinggi berasal dari Trinitas Firdaus.  Trinitas ini eksistensial, tetap ada dan kekal. Trintas itu tidak berubah dan tidak berevolusi. Trinitas berdiam di Firdaus. Tetapi Yang Mahatinggi masih mengalami perkembangan dan perubahan, sebab itu Yang Mahatinggi bersifat eksperiensial, berpengalaman. Sosoknya belum muncul, demikian pula dimana kediaman-Nya, yang diduga nantinya adalah pusat alam semesta super ke tujuh, tempat kita juga berada. 

Kita lahir dan hidup dan bergerak dalam Yang Mahatinggi. Pengalaman hidup kita dan semua makhluk dalam alam ruang dan waktu adalah juga pengalaman Dia.   

Yang Mahatinggi masih berusaha agar Dia yang roh itu dapat menguasai alam semesta ruang dan waktu, batin pikiran, materi dan energi. Sebab itu apapun yang kita lakukan untuk penguasaan itu, upaya rohani dan intelektual, teknologi dan ilmu pengetahuan, inovasi dan manajemen, semua itu adalah usaha Yang Mahatinggi juga. Jadi jika kita membuat teknologi untuk pengelolaan alam, komunikasi, pengaturan sosial, bisnis dan ekonomi, kedokteran dan biologi, budaya, bahasa, seni, politik, ideologi, dan kerohanian .. apapun yang menghasilkan dunia yang lebih baik, kita bekerja bersama dengan Yang Mahatinggi.

Filosofi ini sangat luas dan mendalam, yaitu bahwa manusia itu ikut berevolusi dan berkontribusi untuk kemajuan Yang Mahatinggi, Tuhan evolusi ruang dan waktu. Jadi manusia ikut menyumbang kemajuan itu, sekecil apapun. Suatu kali evolusi akan berakhir dan kita akan dengan bangga bisa mengatakan bahwa kita ikut menyumbang di dalamnya. 
Hal ini sejajar dengan ajaran mengenai pahala dan hukuman, siapa melakukan yang baik atau yang buruk akan mendapat ganjarannya. Kita ini seperti pekerja yang bekerja dalam organisasi besar Yang Mahatinggi, dan siapa yang setia bekerja untuk-Nya akan mendapatkan kedudukan tinggi. Segala sesuatu harus diusahakan dan diraih, prestasi harus dicapai melalui pengalaman, bukannya kita menjauh dari keramaian dunia dan menyepi.

Lalu apa yang harus kita lakukan? Apapun untuk kemajuan karya Tuhan untuk menguasai alam semesta ini, dan kebaikan dunia serta sesama. Mulai dan hal yang khusus bidang rohani (membenahi dan meningkatkan nilai-nilai hidup manusia), bidang intelektual antara lain ilmu, teknologi, kesehatan dan kesejahteraan hidup, politik, hukum keadilan, inovasi, administrasi manajemen, dan bidang keindahan seni serta budaya.

Sunday, June 24, 2018

Sifat Tuhan (Attribute of God)

Sifat atau atribut Tuhan yang disebutkan dalam Buku Urantia Paper 3 dan itu adalah:

1. Kehadiran Tuhan di mana-mana
2. Kuasa Tuhan tidak terbatas
3. Pengetahuan Tuhan itu menyeluruh
4. Ketidakterhinggaan Tuhan 
5. Kekuasaan Bapa itu tertinggi
6. Keutamaan Bapa

Tuhan itu hadir di mana-mana pada saat bersamaan. Melalui Roh-Nya Ia meliputi dan hadir di mana-mana, dan melalui Roh yang berdiam di dalam manusia, Tuhan hadir dalam hidup manusia. Segala sesuatu berada dan tinggal dalam dia.

Kuasa Tuhan itu tidak terbatas, tidak ada yang tidak mungkin, dalam batas yang konsisten dengan kodrat ilahi-Nya. Tuhan itu bisa dianggap sebagai energi. Dia sumber cahaya dan materi alam semesta. Semua daya kekuatan dikendalikan oleh-Nya. Dia sanggup mengatasi segala sesuatu. "God is unlimited in power, divine in nature, final in will, infinite in attributes, eternal in wisdom, and absolute in reality."

Kesadaran Tuhan itu menyeluruh. Dia tahu segala sesuatu, tidak ada yang bisa menyebabkan Tuhan itu heran dan terkejut.

Tapi ada catatan bahwa "Omnipotence does not imply the power to do the nondoable, the ungodlike act. Neither does omniscience imply the knowing of the unknowable."

Tapi kita tidak bisa memahami ketanpabatasannya Tuhan, sebab Tuhan itu mendiami kekekalan. Kita ini terbatas. Hanya ketanpabatasan pikiran yang dapat memahami ketanpabatasan eksistensi dan kekekalan tindakan."Infinity of mind alone can fully comprehend infinity of existence and eternity of action."Tapi kita dapet mengalami kasih Tuhan. Dengan melalui kasih itulah kita dapat mendekat pada Tuhan. "man’s nearest and dearest approach to God is by and through love, for God is love."

Kuasa pemerintahan Tuhan itu tertinggi. Kejadian di dunia bisa saja kelihatannya tidak mencerminkan Tuhan itu menguasai situasi, namun tidaklah demikian. Tuhan menguasai segala sesuatu dan rencana-Nya tidak gagal, meskipun jangka pendek kelihatannya begitu, tetapi jangka panjang akan kelihatan kekuasaan dan hikmat Tuhan.  Kadang diizinkan macam-macam masalah untuk kepentingan manusia juga, untuk membentuk karakter dan iman kita. Jika ingin kita memiliki kesabaran, maka kita dihadapkan pada banyak masalah yang memerlukan kesabaran. Jika perlu membentuk sifat teguh dan percaya, maka perlu kita dihadapkan ketidak-pastian, demikian seterusnya.  Tetapi apapun juga, Tuhan berkuasa atas semua situasi. Kita harus percaya bahwa segala sesuatu dikerjakan-Nya untuk kebaikan kita.

Kodrat Tuhan (Nature of God)

Kodrat Tuhan adalah natur atau itu Tuhan itu seperti apa. Diceritakan dalam Paper 2.

Berikut ini adalah ringkasannya:
  1. Tuhan itu tanpa batas
  2. Tuhan itu sempurna kekal
  3. Tuhan itu benar dan adil
  4. Tuhan itu penuh rahmat
  5. Tuhan itu pengasih
  6. Tuhan itu baik
  7. Tuhan itu indah
Hal-hal ini kelihatan sederhana, tapi berpengaruh besar sekali pada dasar-dasar kepercayaan agama kita yang kita anut.

Misalnya, Tuhan itu penuh rahmat pengampunan, maka kita bisa mohon ampun untuk kesalahan kita dengan hati jujur, tanpa perlu aksi penebusan atau pengorbanan yang mengerikan untuk meredakan amarah Tuhan. Tuhan itu kasih, seperti bapak kita, dan kasih adalah sifat utama Tuhan, jadi jangan anggap Tuhan itu pemurka dan pemarah, yang menghukum kita dengan keras kalau kita melanggar suatu aturan agama (yang belum tentu baik atau jahat), yang memasukkan kita ke neraka kalau kita tidak taat aturan agama tertentu. Tuhan itu baik, jadi kita bisa percayakan masa depan kita kepada-Nya, dan tidak berbuat jahat meskipun ada kesempatan untuk itu. Tuhan itu indah, jadi mari kita mengembangkan seni, olahraga, dan keindahan karena semua itu memuliakan Tuhan. Tempat ibadah kita haruslah dihiasi yang terbaik. Kembangkan musik, seni rupa, seni patung, seni pertunjukan dan semua yang lain dengan yang terbaik supaya manusia bisa mengaguminya dan dibawa untuk memuliakan Tuhan.
 .


Friday, June 15, 2018

Yerusem (Jerusem)

Yerusem adalah nama ibukota sistem perbintangan lokal kita, sistem Satania (sekali lagi ini beda dari nama Satan salah satu tokoh pemberontak yang menimbulkan kekacauan di alam semesta kita).

Yerusem diceritakan di Paper 46.  

Yerusem adalah sebuah planet besar buatan, berukuran seratus kalinya Bumi. Dunia ini dibagi menjadi seribu garis lintang dan bujur, dengan tujuh ibukota besar, dan 70 ibukota kecil. Satu mil standar Yerusem sama dengan 7 mil bumi. Satu gradant, ukuran standar di sana kira-kira 10 ounces atau 0.28 kilogram. Sehari di sana, sekali perputaran, kira-kira 3 hari kita. Setahun di sana terdiri dari 100 hari Yerusem.

Energi Yerusem dikendalikan dengan baik, tiga jenis energi diperoleh dari muatan energi angkasa. Suhu dijaga sekitar 70 derajat F atau 21 derajat C, turun sampai ke 10 derajat waktu cahaya dikurangi di sana. Tidak ada siang malam, tidak ada musim dingin dan panas, karena cahaya dan energi dipancarkan ke atmosfer, memantul kembali ke permukaan secara merata. Kalau sedang terang, seperti suasana jam 10 pagi di bumi. Kalau sedang masa istirahat dikurangi cahayanya sampai seperti kalau bulan purnama di sini. Jadi tidak ada matahari dan bulan, karena cahaya berasal dari bawah dan dipantulkan dari atas. Planet ini tidak kelihatan dari luar angkasa.    

Di Yerusem tidak ada gunung tinggi seperti di sini. Tapi banyak sekali danau dan saluran air. Tidak ada samudera dan hujan. Kelembaban diuapkan dari saluran air bawah tanah dan kembali menjadi embun. Udaranya tiga gas, dua mirip bumi, Oksigen dan Nitrogen, tapi ada gas ke tiga yang disesuaikan sisten pernapasan makhluk morontia, tapi tidak diberitahukan apa itu.

Sistem transportasi utamanya darat dan udara. Darat diberi tenaga oleh sistem energi (mungkin listrik) yang stasiunnya ada tiap 10 mil. Mungkin semacam kereta listrik. Ada burung untuk angkutan di udara. Ada lagi pesawat untuk angkutan udara yang lain. Makhluk morontia dan fisik perlu angkutan fisik ini, tapi makhluk roh menggunakan cara non fisik.

Demikian sebagai gambaran. Masih banyak yang belum dibahas dalam tulisan ini.  Pembagian wilayah administrasi, perumahan, manufaktur, laboratorium, dan sebagainya juga diceritakan dalam Paper 46. Diceritakan juga siaran berita dari Yerusem, lapangan terbang untuk pemberangkatan pesawat antar bintang di Gunung Seraf, lautan kaca atau  lapangan kristal. Belum lagi makhluk-makhluk yang bekerja di sana, dan makhluk pekerja yang ada di sana.



Tidak kebetulan nama Yerusalem itu dinamai di bumi. Mungkin ada pengaruh pewahyuan juga dahulu kala. Yerusalem itu mungkin akan menempati peran makin penting di dunia kita masa depan. 

Monday, June 11, 2018

Evolusi

Evolusi adalah perubahan atau perkembangan secara bertahap, tidak secara drastis atau revolusioner. Evolusi adalah ciri utama perkembangan dalam ruang dan waktu. Alam semesta bertumbuh secara evolusioner.

Ciri khas evolusi adalah pengalaman dalam ruang dan waktu yang belum sempurna. Semua serba belum sempurna. Masih dikerjakan perbaikan dan penyempurnaan tanpa henti. Continuous improvement. 

Manusia dikembangkan secara evolusioner, tidak sepenuhnya dibiarkan saja, tetapi pada waktu-waktu tertentu diberi sentuhan dari alam yang lebih tinggi untuk terus mengangkat evolusi supaya tidak mandeg jika sudah mencapai batas-batas puncaknya. Dari awal pertama, makhluk sel pertama kehidupan diletakkan di bumi, genetiknya memang sudah dirancang akan bermutasi, berkembang perlahan-lahan, menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan. Para Pembawa Kehidupan merancangnya demikian di lab-lab mereka. Kemudian mereka menjaga apa yang ditanam jangan sampai musnah. Pada waktu-waktu tertentu evolusi mencapai batas-batas perkembangannya, diperlukan campur tangan yang lebih tinggi, lalu tiba-tiba muncullah makhluk hidup yang lebih tinggi dan lebih unggul. Buku Urantia tidak menjelaskan bagaimana itu terjadi, tapi mungkin saja itu perbuatan para Pembawa Kehidupan yang merancang makhluk hidup yang lebih tinggi di lab-lab mereka, memakai bahan baku yang telah dikembangkan di planet, lalu menaruhnya kembali di bumi. Misalnya, pada waktu Reptilia sudah mencapai puncak evolusi mereka, tiba-tiba muncullah Mammalia pertama. Pada waktu monyet mencapai puncak evolusi mereka, tiba-tiba ada yang melahirkan sepasang manusia yang berjalan tegak dan bulu tipis. Pada waktu evolusi ras warna mencapai puncak, tiba-tiba datanglah ke planet ini sepasang manusia dari ibukota sistem lokal kita, Adam dan Hawa. Bahkan jika agama manusia sudah mandeg maka turunlah pewahyuan baru untuk mengangkatnya lagi ke tingkat yang lebih tinggi. Demikian terus terjadi, dan kehidupan terus meningkat secara signifikan, tidak bisa lagi berbalik merosot.

Jadi, penciptaan itu benar, tetapi evolusi itu benar. Keduanya adalah cara mengembangkan kehidupan di alam semesta ini.

Mengapa harus dikembangkan secara evolusi, lalu makhluk yang baru dirancang memakai bahan baku yang ada lalu ditaruh kembali di bumi? Sebab di alam semesta ini ada banyak sekali desain dasar kehidupan. Planet Bumi ini diberi kehidupan dengan dasar desain garam dapur, Natrium. Sebab itu semua makhluknya dialiri oleh darah yang mengandung garam itu, yang sama seperti nenek moyang semua makhluk bumi di lautan, sehingga makhluk itu harus bisa bertahan hidup dengan makan makhluk yang lain dalam rantai makanan. Kita tidak mungkin makan makanan dari planet lain dengan desain dasar yang beda, itu menjadi racun mematikan bagi kita. Apakah ada makhluk yang hidup berdasarkan pola dasar silikon, atau besi, atau tembaga? Ada. Di bumi banyak contohnya bakteri yang makan dari besi, tembaga, atau yang lain. Kita tidak bisa membayangkan hidup di planet lain dengan pola dasar yang berbeda, mulai dari bakteri sampai manusianya. Pasti sangat berbeda semuanya.

Bumi adalah planet eksperimental. Planet desimal. Satu dari setiap 10 planet adalah planet eksperimental. Di planet kita ini banyak kehidupan yang beda dari standar di planet lain. Makhluk yang baru dikembangkan. Kemungkinan desain manusia di planet kita ini juga suatu eksperimen, sehingga ada sembilan ras yang dikembangkan di planet ini: ras Andonit, ras warna merah, kuning, orange, hijau, biru, nila, ras ungu (Adamit), dan satu lagi ras dari keturunan staf-staf Pangeran Planet yang kawin campur dengan manusia bumi. Ras-ras ini tidak semua bertahan sebagai bangsa. Sudah campur baur dan sebagian sudah musnah diserap oleh ras yang lain. 


Evolusi alam semesta akan mencapai puncaknya. Mulai dari planet-planet, satu persatu akan mencapai puncaknya, dan mulai masuklah ke era Terang dan Hidup, Light and Life yang dalam beberapa tahap juga. Dari planet, sistem, alam semesta lokal, alam semesta super dan akhirnya seluruh alam semesta agung akan selesai berevolusi.  Akan muncullah Tuhan atas evolusi ruang dan waktu, yaitu Yang Mahatinggi. Yang Mahatinggi (The Supreme) sampai saat ini masih ikut berevolusi bersama semua kita.  Pada waktu selesainya evolusi itu, tidak dapat dibuat lagi perbaikan mendasar atas alam semesta ini. Semua sudah mencapai puncaknya, dan sudah relatif sempurna. Rancangan makhluk hidup dan ilmu biologi sudah dikuasai penuh sampai batas-batasnya. Sistem politik, ekonomi, sosial yang terbaik sudah dicapai. Teknologi sudah dikuasai, sehingga materi bisa ditundukkan ke bawah kekuasaan akal pikiran, mungkin saja bintang-bintang sudah bisa dikendalikan dengan teknologi antar bintang. Galaksi bisa distabilkan dan dikuasai. Susunan atom bisa saja diubah sesuai kehendak, dan seterusnya hal-hal yang menunjukkan bahwa makhluk menguasai ruang dan waktu yang menjadi tempat hidupnya.  


Evolusi masih berjalan, dan itulah teknik perubahan utama di alam semesta ini. Segala sesuatu berjalan perlahan tapi pasti menuju tujuan yang lebih tinggi. Hal-hal yang jahat terjadi untuk diperbaiki dan diselesaikan, dan kalau kita mau melakukannya, berarti kita ikut berevolusi bersama Yang Mahatinggi. 

Saturday, June 9, 2018

Finaliter

Manusia yang melebur dengan Roh Tuhan (Pelaras), menempuh perjalanan mencapai Firdaus, menghadap Tuhan dan lulus dari Firdaus akan dikelompokkan dalam Korps (Kesatuan) Finalitas Firdaus. Mereka disebut finaliter. Sebenarnya ada banyak korps lain yang diperuntukkan bagi berbagai kelompok makhluk, tapi untuk manusia sebagian besar masuk korps ini.

Para finaliter ini berwujud roh tingkat ke enam. Rupanya masih ada satu lagi tingkatan yang belum mereka capai. Mereka belum mencapai takdir akhir. Kemudian mereka melanjutkan karir mereka sesuai dimana mereka ditugaskan, kembali ke alam-alam semesta lokal yang berevolusi, untuk membantu perkembangan alam-alam itu.

Manusia di Firdaus juga bisa mencoba petualangan Trinitisasi, dirangkul oleh Trinitas, dan setelah itu mereka akn berubah menjadi Putra Ditrinitisasi, yang sudah merupakan takdir akhir status makhluk. Mereka menjadi Utusan Perkasa (Mighty Messengers),  Yang Tinggi Otoritasnya (Those High in Authority), atau Yang Tanpa Nama dan Bilangan (Those without Name and Number). 

Lihat paper 22.

Utusan Perkasa adalah mereka dengan kemampuan tinggi untuk melaksanakan penugasan dimana-mana.  Yang Tinggi Otoritasnya adalah mereka dengan kemamnaipuan eksekutif organisasi yang luar biasa. Yang Tanpa Nama dan Bilangan adalah manusia dengan kemampuan hikmat dan spiritual yang tinggi.

Perjalanan manusia setelah melebur dengan pelaras, menjadi penaik (ascender) di alam semesta, menempuh perjalanan dari alam dunia ke alam morontia, diubahkan berkali-kali sampai wujud roh sampai di Salvington ibukota alam semesta lokal, naik tingkatan roh sampai keenam dan menjadi finaliter atau menjadi satu dari kelompok yang ditrinitisasi di atas, kemudian akan kembali lagi melayani di alam semesta, menunggu penugasan masa depan ke alam semesta bagian luar. Ini perjalanan yang sangat panjang, dari nol sampai tingkatan yang sangat mulia.

Ditrinitisasi adalah pengalaman roh yang tidak bisa dijelaskan di bumi, mungkin kira-kira demikian: roh makhluk masuk dan diterima Tuhan, lalu mengalami semacam penyelarasan dan penyatuan dengan para Deitas, sehingga keluar dari pengalaman itu berubah wujudnya atau melahirkan sosok roh yang baru. Yang pasti trinitisasi itu melibatkan dua atau lebih Deitas.

Ada lagi Trinitisasi Makhluk yang dilakukan oleh sepasang manusia yang berwujud roh. Kalau mereka bisa membuktikan kesamaan tujuan dan pendapat mereka mengenai suatu hal. Dua menjadi satu, maka mereka menjadi orang tua yang melahirkan sesosok makhluk yang baru. Wujud manusia itu roh, bukan badan daging, jadi prosesnya seperti apa, yang pasti bukan seperti manusia jasmani jika hendak melakukan hal yang kira-kira mirip untuk membuat anak. 

Doa

Doa adalah komunikasi antar kepribadian makhluk dan kepribadian ilahi.

Manusia adalah kepribadian, sehingga punya hak istimewa kehendak bebas. Tuhan juga kepribadian.

Jadi antar keduanya bisa saling mengenal dan saling berkomunikasi. 


Evolusi doa dalam Paper 91. 

Yesus berdoa. Caranya berdoa.


Doa yang dijawab adalah :

Conditions of Effective Prayer

The Urantia Book; Paper 91, Section 9
P1002:6, 91:9.1 If you would engage in effective praying, you should bear in mind the laws of prevailing petitions:
P1002:7, 91:9.2 1. You must qualify as a potent prayer by sincerely and courageously facing the problems of universe reality. You must possess cosmic stamina.
P1002:8, 91:9.3 2. You must have honestly exhausted the human capacity for human adjustment. You must have been industrious.
P1002:9, 91:9.4 3. You must surrender every wish of mind and every craving of soul to the transforming embrace of spiritual growth. You must have experienced an enhancement of meanings and an elevation of values.
P1002:10, 91:9.5 4. You must make a wholehearted choice of the divine will. You must obliterate the dead center of indecision.
P1002:11, 91:9.6 5. You not only recognize the Father's will and choose to do it, but you have effected an unqualified consecration, and a dynamic dedication, to the actual doing of the Father's will.
P1002:12, 91:9.7 6. Your prayer will be directed exclusively for divine wisdom to solve the specific human problems encountered in the Paradise ascension -- the attainment of divine perfection.
P1002:13, 91:9.8 7. And you must have faith -- living faith.


Prayer


https://truthbook.com/urantia/topical-studies/prayer


Back   |   Home   |   Next

Christ in the Garden of Gethsemane by Heinrich Hoffman

Prayer is a Dialogue

Prayer is only monologuous in the most primitive type of mind. It early becomes a dialogue and rapidly expands to the level of group worship. Prayer signifies that the premagical incantations of primitive religion have evolved to that level where the human mind recognizes the reality of beneficent powers or beings who are able to enhance social values and to augment moral ideals, and further, that these influences are superhuman and distinct from the ego of the self-conscious human and his fellow mortals. True prayer does not, therefore, appear until the agency of religious ministry is visualized as personal. ~ The Urantia Book, (91:1.4)
When man learned that prayer could not coerce the gods, then it became more of a petition, favor seeking. But the truest prayer is in reality a communion between man and his Maker. ~ The Urantia Book, (91:2.3)
During the earlier times of racial evolution and even at the present time, in the day-by-day experience of the average mortal, prayer is very much a phenomenon of man's intercourse with his own subconscious. But there is also a domain of prayer wherein the intellectually alert and spiritually progressing individual attains more or less contact with the superconscious levels of the human mind, the domain of the indwelling Thought Adjuster. In addition, there is a definite spiritual phase of true prayer which concerns its reception and recognition by the spiritual forces of the universe, and which is entirely distinct from all human and intellectual association. ~ The Urantia Book, (91:2.6)

Prayer is...

Prayer is not a technique of escape from conflict but rather a stimulus to growth in the very face of conflict. Pray only for values, not things; for growth, not for gratification. ~ The Urantia Book, (91:8.13)
Genuine prayer... is a spontaneous outburst of God-consciousness. ~ The Urantia Book, (91:8.10)
Prayer is designed to make man less thinking but more realizing; it is not designed to increase knowledge but rather to expand insight. ~ The Urantia Book, (143:7.4)
Prayer is self-reminding—sublime thinking; worship is self-forgetting—superthinking. Worship is effortless attention, true and ideal soul rest, a form of restful spiritual exertion. ~ The Urantia Book, (143:7.7)
Prayer is the breath of the spirit life in the midst of the material civilization of the races of mankind. Worship is salvation for the pleasure-seeking generations of mortals. ~ The Urantia Book, (144:4.7)
Prayer is the sincere and longing look of the child to its spirit Father; it is a psychologic process of exchanging the human will for the divine will. Prayer is a part of the divine plan for making over that which is into that which ought to be. ~ The Urantia Book, (144:4.9)
1. Prayer is an expression of the finite mind in an effort to approach the Infinite. The making of a prayer must, therefore, be limited by the knowledge, wisdom, and attributes of the finite; likewise must the answer be conditioned by the vision, aims, ideals, and prerogatives of the Infinite. There never can be observed an unbroken continuity of material phenomena between the making of a prayer and the reception of the full spiritual answer thereto.
2. When a prayer is apparently unanswered, the delay often betokens a better answer, although one which is for some good reason greatly delayed. When Jesus said that Lazarus's sickness was really not to the death, he had already been dead eleven hours. No sincere prayer is denied an answer except when the superior viewpoint of the spiritual world has devised a better answer, an answer which meets the petition of the spirit of man as contrasted with the prayer of the mere mind of man. ~ The Urantia Book, (168:4.4)
Prayer is the technique whereby, sooner or later, every religion becomes institutionalized. And in time prayer becomes associated with numerous secondary agencies, some helpful, others decidedly deleterious, such as priests, holy books, worship rituals, and ceremonials. ~ The Urantia Book, (91:5.6)

Prayer and the Alter Ego

As it is conceived by successive generations of praying mortals, the alter ego evolves up through ghosts, fetishes, and spirits to polytheistic gods, and eventually to the One God, a divine being embodying the highest ideals and the loftiest aspirations of the praying ego. And thus does prayer function as the most potent agency of religion in the conservation of the highest values and ideals of those who pray. From the moment of the conceiving of an alter ego to the appearance of the concept of a divine and heavenly Father, prayer is always a socializing, moralizing, and spiritualizing practice. ~ The Urantia Book, (91:3.3)
Prayer, even as a purely human practice, a dialogue with one's alter ego, constitutes a technique of the most efficient approach to the realization of those reserve powers of human nature which are stored and conserved in the unconscious realms of the human mind. Prayer is a sound psychologic practice, aside from its religious implications and its spiritual significance. It is a fact of human experience that most persons, if sufficiently hard pressed, will pray in some way to some source of help. ~ The Urantia Book, (91:6.4)

Ethical Prayer

Aside from all that is superself in the experience of praying, it should be remembered that ethical prayer is a splendid way to elevate one's ego and reinforce the self for better living and higher attainment. Prayer induces the human ego to look both ways for help: for material aid to the subconscious reservoir of mortal experience, for inspiration and guidance to the superconscious borders of the contact of the material with the spiritual, with the Mystery Monitor (fragment of God that dwells within man). ~ The Urantia Book, (91:3.5)
Prayer must never be so prostituted as to become a substitute for action. All ethical prayer is a stimulus to action and a guide to the progressive striving for idealistic goals of superself-attainment. ~ The Urantia Book, (91:4.2)
In all your praying be fair; do not expect God to show partiality, to love you more than his other children, your friends, neighbors, even enemies. But the prayer of the natural or evolved religions is not at first ethical, as it is in the later revealed religions. All praying, whether individual or communal, may be either egoistic or altruistic. That is, the prayer may be centered upon the self or upon others. When the prayer seeks nothing for the one who prays nor anything for his fellows, then such attitudes of the soul tend to the levels of true worship. Egoistic prayers involve confessions and petitions and often consist in requests for material favors. Prayer is somewhat more ethical when it deals with forgiveness and seeks wisdom for enhanced self-control. ~ The Urantia Book, (91:4.3)
While the nonselfish type of prayer is strengthening and comforting, materialistic praying is destined to bring disappointment and disillusionment as advancing scientific discoveries demonstrate that man lives in a physical universe of law and order. The childhood of an individual or a race is characterized by primitive, selfish, and materialistic praying. And, to a certain extent, all such petitions are efficacious in that they unvaryingly lead to those efforts and exertions which are contributory to achieving the answers to such prayers. The real prayer of faith always contributes to the augmentation of the technique of living, even if such petitions are not worthy of spiritual recognition. But the spiritually advanced person should exercise great caution in attempting to discourage the primitive or immature mind regarding such prayers. ~ The Urantia Book, (91:4.4)
Prayer is an antidote for harmful introspection. At least, prayer as the Master taught it is such a beneficent ministry to the soul. Jesus consistently employed the beneficial influence of praying for one's fellows. The Master usually prayed in the plural, not in the singular. Only in the great crises of his earth life did Jesus ever pray for himself. ~ The Urantia Book, (144:4.6)

Some Reasons to Pray

Prayer is not a technique for curing real and organic diseases, but it has contributed enormously to the enjoyment of abundant health and to the cure of numerous mental, emotional, and nervous ailments. And even in actual bacterial disease, prayer has many times added to the efficacy of other remedial procedures. Prayer has turned many an irritable and complaining invalid into a paragon of patience and made him an inspiration to all other human sufferers. ~ The Urantia Book, (91:6.2)
To some individuals prayer is the calm expression of gratitude; to others, a group expression of praise, social devotions; sometimes it is the imitation of another's religion, while in true praying it is the sincere and trusting communication of the spiritual nature of the creature with the anywhere presence of the spirit of the Creator. ~ The Urantia Book, (91:8.4)
Words are irrelevant to prayer; they are merely the intellectual channel in which the river of spiritual supplication may chance to flow. The word value of a prayer is purely autosuggestive in private devotions and sociosuggestive in group devotions. God answers the soul's attitude, not the words. ~ The Urantia Book, (91:8.12)
But real praying does attain reality. Even when the air currents are ascending, no bird can soar except by outstretched wings. Prayer elevates man because it is a technique of progressing by the utilization of the ascending spiritual currents of the universe. ~ The Urantia Book, (91:8.9)
The earnest and longing repetition of any petition, when such a prayer is the sincere expression of a child of God and is uttered in faith, no matter how ill-advised or impossible of direct answer, never fails to expand the soul's capacity for spiritual receptivity. ~ The Urantia Book, (144:4.2)

Prayer Enhances Growth

God answers man's prayer by giving him an increased revelation of truth, an enhanced appreciation of beauty, and an augmented concept of goodness. Prayer is a subjective gesture, but it contacts with mighty objective realities on the spiritual levels of human experience; it is a meaningful reach by the human for superhuman values. It is the most potent spiritual-growth stimulus. ~ The Urantia Book, (91:8.11)

Prayer and Worship

Prayer is indeed a part of religious experience, but it has been wrongly emphasized by modern religions much to the neglect of the more essential communion of worship. The reflective powers of the mind are deepened and broadened by worship. Prayer may enrich the life, but worship illuminates destiny. ~ The Urantia Book, (102:4.5)
Worship is intended to anticipate the better life ahead and then to reflect these new spiritual significances back onto the life which now is. Prayer is spiritually sustaining, but worship is divinely creative. ~ The Urantia Book, (143:75)

Providence

When men pray for providential intervention in the circumstances of life, many times the answer to their prayer is their own changed attitudes toward life. But providence is not whimsical, neither is it fantastic nor magical. It is the slow and sure emergence of the mighty sovereign of the finite universes, whose majestic presence the evolving creatures occasionally detect in their universe progressions. Providence is the sure and certain march of the galaxies of space and the personalities of time toward the goals of eternity, first in the Supreme, then in the Ultimate, and perhaps in the Absolute. And in infinity we believe there is the same providence, and this is the will, the actions, the purpose of the Paradise Trinity thus motivating the cosmic panorama of universes upon universes. ~ The Urantia Book, (118:10.2)

Jesus Speaks of Prayer

"Prayer is entirely a personal and spontaneous expression of the attitude of the soul toward the spirit; prayer should be the communion of sonship and the expression of fellowship. Prayer, when indited by the spirit, leads to co-operative spiritual progress. The ideal prayer is a form of spiritual communion which leads to intelligent worship. True praying is the sincere attitude of reaching heavenward for the attainment of your ideals."
"Prayer is the breath of the soul and should lead you to be persistent in your attempt to ascertain the Father's will. If any one of you has a neighbor, and you go to him at midnight and say: `Friend, lend me three loaves, for a friend of mine on a journey has come to see me, and I have nothing to set before him'; and if your neighbor answers, `Trouble me not, for the door is now shut and the children and I are in bed; therefore I cannot rise and give you bread,' you will persist, explaining that your friend hungers, and that you have no food to offer him. I say to you, though your neighbor will not rise and give you bread because he is your friend, yet because of your importunity he will get up and give you as many loaves as you need. If, then, persistence will win favors even from mortal man, how much more will your persistence in the spirit win the bread of life for you from the willing hands of the Father in heaven. Again I say to you: Ask and it shall be given you; seek and you shall find; knock and it shall be opened to you. For every one who asks receives; he who seeks finds; and to him who knocks the door of salvation will be opened." ~ Jesus, The Urantia Book, (144:2.2)
Prayer and its associated worship is a technique of detachment from the daily routine of life, from the monotonous grind of material existence. It is an avenue of approach to spiritualized self-realization and individuality of intellectual and religious attainment.
Prayer is an antidote for harmful introspection. At least, prayer as the Master taught it is such a beneficent ministry to the soul. Jesus consistently employed the beneficial influence of praying for one's fellows. The Master usually prayed in the plural, not in the singular. Only in the great crises of his earth life did Jesus ever pray for himself. ~ The Urantia Book, (144:4.5)

The Jotapata Mission - Discourse on Prayer

While the common people of Jotapata heard Jesus and his apostles gladly and many accepted the gospel of the kingdom, it was the discourse of Jesus to the twenty-four on the second evening of their sojourn in this small town that distinguishes the Jotapata mission. Nathaniel was confused in his mind about the Master's teachings concerning prayer, thanksgiving, and worship, and in response to his question Jesus spoke at great length in further explanation of his teaching. Summarized in modern phraseology, this discourse may be presented as emphasizing the following points:
1. The conscious and persistent regard for iniquity in the heart of man gradually destroys the prayer connection of the human soul with the spirit circuits of communication between man and his Maker. Naturally God hears the petition of his child, but when the human heart deliberately and persistently harbors the concepts of iniquity, there gradually ensues the loss of personal communion between the earth child and his heavenly Father.
2. That prayer which is inconsistent with the known and established laws of God is an abomination to the Paradise Deities. If man will not listen to the Gods as they speak to their creation in the laws of spirit, mind, and matter, the very act of such deliberate and conscious disdain by the creature turns the ears of spirit personalities away from hearing the personal petitions of such lawless and disobedient mortals. Jesus quoted to his apostles from the Prophet Zechariah: "But they refused to hearken and pulled away the shoulder and stopped their ears that they should not hear. Yes, they made their hearts adamant like a stone, lest they should hear my law and the words which I sent by my spirit through the prophets; therefore did the results of their evil thinking come as a great wrath upon their guilty heads. And so it came to pass that they cried for mercy, but there was no ear open to hear." And then Jesus quoted the proverb of the wise man who said: "He who turns away his ear from hearing the divine law, even his prayer shall be an abomination."
3. By opening the human end of the channel of the God-man communication, mortals make immediately available the ever-flowing stream of divine ministry to the creatures of the worlds. When man hears God's spirit speak within the human heart, inherent in such an experience is the fact that God simultaneously hears that man's prayer. Even the forgiveness of sin operates in this same unerring fashion. The Father in heaven has forgiven you even before you have thought to ask him, but such forgiveness is not available in your personal religious experience until such a time as you forgive your fellow men. God's forgiveness in fact is not conditioned upon your forgiving your fellows, but in experience it is exactly so conditioned. And this fact of the synchrony of divine and human forgiveness was thus recognized and linked together in the prayer which Jesus taught the apostles.
4. There is a basic law of justice in the universe which mercy is powerless to circumvent. The unselfish glories of Paradise are not possible of reception by a thoroughly selfish creature of the realms of time and space. Even the infinite love of God cannot force the salvation of eternal survival upon any mortal creature who does not choose to survive. Mercy has great latitude of bestowal,
5. They who would receive mercy must show mercy; judge not that you be not judged. With the spirit with which you judge others you also shall be judged. Mercy does not wholly abrogate universe fairness. In the end it will prove true: "Whoso stops his ears to the cry of the poor, he also shall some day cry for help, and no one will hear him." The sincerity of any prayer is the assurance of its being heard; the spiritual wisdom and universe consistency of any petition is the determiner of the time, manner, and degree of the answer. A wise father does not literally answer the foolish prayers of his ignorant and inexperienced children, albeit the children may derive much pleasure and real soul satisfaction from the making of such absurd petitions.
6. When you have become wholly dedicated to the doing of the will of the Father in heaven, the answer to all your petitions will be forthcoming because your prayers will be in full accordance with the Father's will, and the Father's will is ever manifest throughout his vast universe. What the true son desires and the infinite Father wills IS. Such a prayer cannot remain unanswered, and no other sort of petition can possibly be fully answered.
7. The cry of the righteous is the faith act of the child of God which opens the door of the Father's storehouse of goodness, truth, and mercy, and these good gifts have long been in waiting for the son's approach and personal appropriation. Prayer does not change the divine attitude toward man, but it does change man's attitude toward the changeless Father. The motive of the prayer gives it right of way to the divine ear, not the social, economic, or outward religious status of the one who prays.
8. Prayer may not be employed to avoid the delays of time or to transcend the handicaps of space. Prayer is not designed as a technique for aggrandizing self or for gaining unfair advantage over one's fellows. A thoroughly selfish soul cannot pray in the true sense of the word. Said Jesus: "Let your supreme delight be in the character of God, and he shall surely give you the sincere desires of your heart." "Commit your way to the Lord; trust in him, and he will act." "For the Lord hears the cry of the needy, and he will regard the prayer of the destitute."
9. "I have come forth from the Father; if, therefore, you are ever in doubt as to what you would ask of the Father, ask in my name, and I will present your petition in accordance with your real needs and desires and in accordance with my Father's will." Guard against the great danger of becoming self-centered in your prayers. Avoid praying much for yourself; pray more for the spiritual progress of your brethren. Avoid materialistic praying; pray in the spirit and for the abundance of the gifts of the spirit.
10. When you pray for the sick and afflicted, do not expect that your petitions will take the place of loving and intelligent ministry to the necessities of these afflicted ones. Pray for the welfare of your families, friends, and fellows, but especially pray for those who curse you, and make loving petitions for those who persecute you. "But when to pray, I will not say. Only the spirit that dwells within you may move you to the utterance of those petitions which are expressive of your inner relationship with the Father of spirits."
11. Many resort to prayer only when in trouble. Such a practice is thoughtless and misleading. True, you do well to pray when harassed, but you should also be mindful to speak as a son to your Father even when all goes well with your soul. Let your real petitions always be in secret. Do not let men hear your personal prayers. Prayers of thanksgiving are appropriate for groups of worshipers, but the prayer of the soul is a personal matter. There is but one form of prayer which is appropriate for all God's children, and that is: "Nevertheless, your will be done."
12. All believers in this gospel should pray sincerely for the extension of the kingdom of heaven. Of all the prayers of the Hebrew scriptures he commented most approvingly on the petition of the Psalmist: "Create in me a clean heart, O God, and renew a right spirit within me. Purge me from secret sins and keep back your servant from presumptuous transgression." Jesus commented at great length on the relation of prayer to careless and offending speech, quoting: "Set a watch, O Lord, before my mouth; keep the door of my lips." "The human tongue," said Jesus, "is a member which few men can tame, but the spirit within can transform this unruly member into a kindly voice of tolerance and an inspiring minister of mercy."
13. Jesus taught that the prayer for divine guidance over the pathway of earthly life was next in importance to the petition for a knowledge of the Father's will. In reality this means a prayer for divine wisdom. Jesus never taught that human knowledge and special skill could be gained by prayer. But he did teach that prayer is a factor in the enlargement of one's capacity to receive the presence of the divine spirit. When Jesus taught his associates to pray in the spirit and in truth, he explained that he referred to praying sincerely and in accordance with one's enlightenment, to praying wholeheartedly and intelligently, earnestly and steadfastly. ~ The Urantia Book, (146:2.1)
Please see Jesus' further teachings regarding The Answer To Prayer

Praying in Jesus' Name

But great sorrow later attended the misinterpretation of the Master's inferences regarding prayer. There would have been little difficulty about these teachings if his exact words had been remembered and subsequently truthfully recorded. But as the record was made, believers eventually regarded prayer in Jesus' name as a sort of supreme magic, thinking that they would receive from the Father anything they asked for. For centuries honest souls have continued to wreck their faith against this stumbling block. How long will it take the world of believers to understand that prayer is not a process of getting your way but rather a program of taking God's way, an experience of learning how to recognize and execute the Father's will? It is entirely true that, when your will has been truly aligned with his, you can ask anything conceived by that will-union, and it will be granted. And such a will-union is effected by and through Jesus even as the life of the vine flows into and through the living branches. ~ The Urantia Book, (180:2.4)
Jesus had great difficulty in leading even his apostles to recognize that prayer is a function of spirit-born believers in the spirit-dominated kingdom. ~ The Urantia Book, (180:2.7)

Firdaus

Firdaus adalah pusat alam semesta seluruhnya sebagai satu sistem terpusat yang seimbang. Firdaus adalah tempat kediaman Tuhan. Firdaus adalah pusat gravitasi semesta.  Segala sesuatu mengacu ke Firdaus. Paper 11 menceritakan tentang Firdaus. 


Firdaus satu-satunya benda di alam semesta yang tidak berputar dan tidak bergerak. Semua yang lain bergerak dan berputar mengacu ke Firdaus.

Firdaus bentuknya oval dan pipih. Ada 3 sisi, sisi atas adalah tempat kediaman Bapa, Putra dan Roh serta sosok-sosok surgawi yang lain, terdiri dari tujuh lingkaran konsentris. Bagian bawah (nether) adalah generator pembangkit dan pengendali energi alam semesta, dari situlah mengalir ke luar energi, terdiri dari beberapa tahap sampai keluar ke alam semesta dan tunduk pada gravitasi.  Bagian samping sisi keliling (periferal) adalah tempat untuk 700 ribu para Putra Pencipta memamerkan alam semesta lokal mereka, semacam museum pameran alam semesta lokal.

Firdaus dikelilingi oleh 7 bulatan satelitnya Bapa, 7 bulatan milik Putra, dan 7 dunia eksekutif Roh. 7 dunianya Bapa adalah asal dan tujuan untuk berbagai makhluk ciptaan. 7 dunianya Putra adalah matahari-matahari yang menyinari permukaan Firdaus. 7 dunianya Roh adalah kediaman 7 Roh Master, yang mengendalikan satu alam semesta super, sepertujuh dari seluruh ciptaan.

Mengapa tujuh? 7 adalah kombinasi dari 3 Deitas. Setiap Roh Master dan alam semesta super memiliki ciri dan tujuan sesuai dari kodrat kombinasi 3 Deitas itu. Bapa, Putra, Roh, Bapa-Putra, Bapa-Roh, Putra-Roh, dan Bapa-Putra-Roh. Setiap Deitas punya ciri khas masing-masing, dan alam semesta mengandung sifat kombinasi Mereka.  Jadi Roh Master dan alam semesta nomor satu lebih memuat natur dan sifat Bapa. Demikian pula nomor dua lebih memuat sifat Putra, dan seterusnya. Nomor tujuh, Orvonton alam semesta super kita adalah paling lengkap, di sini kodrat Bapa Putra dan Roh paling lengkap diwujudkan dan dilaksanakan menjadi satu. Di alam semesta super kita, kasih Bapa, rahmat Putra, dan pelayanan Roh paling lengkap dilaksanakan. Kita melihat kasih sayang Bapa, rahmat pengampunan dan anugerah Putra-Putra Firdaus yang memberikan diri mereka untuk menyelamatkan dunia-dunia, serta pelayanan para malaikat disatukan. Tetapi mengenai alam-alam semesta super yang lain, kita tidak bisa membayangkan seperti apa kondisinya. Kita beruntung lahir di alam semesta super ini.    


Firdaus atau Pulau Firdaus (Isle of Paradise) terbuat dari bahan khusus susunan lipat tiga (alam semesta yang mengelilingi di luarnya susunannya lipat dua, maksimum 10 pangkat dua elektron dalam satu atom). Selain itu, materinya tidak bisa dikatakan hidup atau mati. Khas dan unik hanya ada di sana, disebut absolutum. Jadi seperti apa kita tidak akan tahu kecuali kita pernah ke sana.

Firdaus bagian atas adalah tempat-tempat hunian, yang sangat luas, dan sebagian besarnya masih kosong, masih mampu menampung sejuta kali dari yang ada sekarang. Firdaus itu indah sempurna dan tidak bisa dibayangkan oleh manusia.

Firdaus bagian bawah adalah tempatnya Absolut Nirkualifikasi, potensi tanpa batas alam semesta. Bagian ini adalah pencipta energi yang kemudian mengalirkannya ke seluruh alam semesta. Energi hanya bisa dibuat di sini. Kita membuat pembangkit listrik itu hanya mengubah dari satu wujud ke wujud lain. Energi tidak mungkin dibuat di bumi, sebab diperlukan kondisi ekstrim yang tidak bisa dibayangkan.   

Sistem Firdaus dikelilingi oleh satu miliar dunia yang disebut Havona. Penjelasan dari Paper 14, inilah susunan sistem alam semesta sentral yang terdiri dari Firdaus dan Havona:

14:1.2 (152.4) 1. The quiescent midspace zones impinging on Paradise.
14:1.3 (152.5) 2. The clockwise processional of the three Paradise and the seven Havona circuits.
14:1.4 (152.6) 3. The semiquiet space zone separating the Havona circuits from the dark gravity bodies of the central universe.
14:1.5 (152.7) 4. The inner, counterclockwise-moving belt of the dark gravity bodies.
14:1.6 (152.8) 5. The second unique space zone dividing the two space paths of the dark gravity bodies.
14:1.7 (152.9) 6. The outer belt of dark gravity bodies, revolving clockwise around Paradise.
14:1.8 (152.10) 7. A third space zone—a semiquiet zone—separating the outer belt of dark gravity bodies from the innermost circuits of the seven superuniverses.

Jadi paling dalam adalah Firdaus, yang dikelilingi oleh 3 sirkuit dunia sakral Bapa, Putra dan Roh.  Di luarnya adalah 7 sirkuit Havona yang memuat 1 milyar dunia sempurna. Kemudian ada dua sirkuit sabuk badan gelap untuk menyeimbangkan alam semesta. Sabuk bagian dalam berbentuk horisontal (seperti sabuknya planet Saturnus), dan sabuk luar vertikal seperti tabung yang menyelubungi seluruh sistem Firdaus-Havona.

Di luarnya lagi barulah ada tujuh alam semesta super, yang beredar melawan jarum jam. Satu alam semesta merupakan kumpulan galaksi yang berdekatan. Galaksi Bima Sakti adalah pusat dari alam semesta kita, Orvonton. 

Eksistensial dan Eksperiensial

Alam semesta itu juga digolongkan dalam dua kategori besar: eksistensial dan eksperiensial.  Eksistensial artinya yang tetap ada selama-lamanya tanpa permulaan dan akhir. Tuhan Trinitas dan alam semesta sentral termasuk di sini. Semua sudah sempurna dan tidak lagi berubah.Tuhan atas alam yang sempurna ini adalah Trinitas.

Tapi ada yang eksperiensial atau berpengalaman. Alam semesta super termasuk kita masih sedang berkembang, berevolusi, berpengalaman, berubah menuju kesempurnaan. Masih banyak kejahatan, cacat, dan kekurangan. Pengalaman ada karena ada ruang dan waktu. Tuhan atas alam ruang dan waktu ini juga belum rampung, dan namanya adalah Yang Mahatinggi atau The Supreme.

Kita sekarang berevolusi dalam batasan ruang dan waktu.  Segala sesuatu terbatas ruang dan waktu. Normal, sesuai hukum alam fisika kimia, antara lain jarak, waktu, suhu, entropi, gerak, gravitasi, atom dan molekul, cahaya, dan seterusnya. Ibarat game kita ini berada dalam game yang sudah dibatasi tertentu tidak bisa keluar dari pakem atau setting. Kodrat dan sifat materi menjadi batasan utama.   

Tapi suatu hari nanti pengalaman dalam ruang dan waktu akan rampung, evolusi selesai, dan Yang Mahatinggi akan muncul. 

Kemudian mulailah tahap pengalaman mengatasi ruang dan waktu. Evolusi lagi dalam bentuk yang lain. Tuhannya nanti adalah Tuhan Ultimat atau Yang Mahaakhir. Bentuk pengalaman mengatasi ruang dan waktu itu mungkin tidak bisa kita bayangkan, mungkin saja seperti dalam film-film fantasi. Ibarat game kita akan berada berbagai macam setting yang tak ada batasnya. 

Terakhir, masih ada pengalaman mencapai Tuhan Absolut. Seperti apa itu tidak ada makhluk bisa membayangkan.

  

Tuhan Lipat Tujuh (God Sevenfold)

Tuhan Lipat Tujuh adalah perwujudan Tuhan yang Esa itu dalam 7 lipat perwujudan, dalam upaya untuk menjangkau dan mengelola seluruh alam semesta  yang sangat luas ini.

Tujuh lipat itu adalah sebagai berikut:

1. Bapa Semesta, pusat segala sesuatu dan semua kepribadian,
2. Putra Kekal, pusat semua roh,
3. Roh Tanpa Batas, pusat semua batin dan kecerdasan,
4. Yang Mahatinggi, Tuhan evolusi ruang dan waktu, 
5. Roh Master, ada 7, masing-masing satu untuk satu alam semesta super, 
6. Yang Purbakala Harinya (Yang Lanjut Usianya, Ancient of Days), ada 21, 3 untuk tiap alam semesta super, pemimpin tertinggi alam semesta super. Diperkirakan jika tujuh alam semesta super itu selesai akan menampung sekitar 700 ribu x 10 juta planet hunian, atau 7 triliun planet.
7. Putra Pencipta, semuanya berjumlah 700 ribu. Penguasa alam-alam semesta lokal yang berukuran kira-kira 10 juta planet berpenduduk.

Semua berpusat pada keesaan Tuhan dan dalam rangka manajemen alam semesta, maka Tuhan mewujudkan diri-Nya dalam lipat tujuh seperti itu. Bayangkan betapa luasnya alam semesta ini, jika ada trilliunan bintang dan jarak antar bintang bisa bertahun-tahun cahaya. Garis tengah galaksi Bima Sakti 100 ribu tahun cahaya (1 juta triliun km), dan galaksi lain lebih dari 1 juta tahun cahaya . Ukuran alam semesta total ini tidak terbayangkan. Belum lagi jumlah makhluk yang menghuni triliunan planet itu. Demikianlah Tuhan mewujudkan diri dalam 7 lipat perwujudan, agar bisa mengatur alam semesta seluruhnya. 

Di bawah Putra Pencipta masih ada lagi keturunan dan bawahan, tetapi yang ilahi hanya 7 lipat ini. 

Friday, June 8, 2018

Agama

Agama itu muncul sebagai tanggapan manusia terhadap pekerjaan alam roh. Jadi sosok-sosok roh bekerja, sekelompok manusia mengalami pengalaman rohani yang serupa, dan hasilnya dicatat, dibakukan, dilestarikan, disistemkan, disosialisasikan menjadi agama. Sebab itulah agama tidak sama, karena dipengaruhi oleh latar belakang dan keadaan kelompok manusia penerimanya. 

Jadi agama tidak bisa dibuat sendiri oleh manusia, sebab agama itu mencakup pengalaman-pengalaman dan inisiatif dari alam roh. Agama itu berkembang. Makin lama makin maju, atau sebaliknya. Ada kalanya agama itu mundur, membawa dampak negatif bagi kelompok manusia penganutnya.

Agama dikembangkan dan dipelihara oleh alam roh. Caranya adalah melalui pewahyuan berkala dari alam roh. Pewahyuan adalah pengungkapan kebenaran baru. Pewahyuan selalu bertahap dan bertingkat.  Caranya antara lain adalah dengan kedatangan tokoh-tokoh dari alam roh ke dunia secara fisik, seperti Adam, Melkizedek, dan Putra-putra dari Firdaus. Cara berikutnya adalah sosok-sosok pemimpin manusia yang dibimbing dan menerima pewahyuan khusus. Cara lain lagi adalah seperti Buku Urantia ini, tulisan yang dibuat oleh satu tim besar makhluk roh secara sistematis dan dibuat khusus sesuai kondisi planet ini. Pewahyuan seperti ini dilakukan untuk mewahyukan informasi alam semesta yang rumit secara sistematis misalnya sejarah planet bumi sebelum manusia ini ada. Apapun caranya, selalu alam roh terlibat dan menjadi pelaku awalnya. 

Sebab itu agama membawa kebenarannya masing-masing, berbeda satu sama lain sebab itu sesuai kondisi masing-masing bangsa.

Alam roh terlibat. Tetapi kalau alam roh sedang kacau atau ada tokoh-tokoh roh yang memberontak dan punya agenda lain, apa yang terjadi? Ini terjadi karena pemberontakan Lucifer dan Kaligastia. Mereka mewahyukan gagasan mereka juga, dan akibatnya planet ini menjadi kacau. Ada kebenaran dan ketidak-benaran bercampur menjadi satu. Sebab itulah Buku Urantia harus diwahyukan. Segala sesuatu dibahas, sejarah planet disampaikan, semua secara sistematis.

Thursday, June 7, 2018

Planet dan Matahari

Alam semesta ini terdiri dari bahan baku yang serupa. Sebagian besarnya adalah matahari-matahari dan planet-planet, kemudian benda-benda angkasa raksasa gelap, pecahan-pecahan serta debu antar bintang.

Pada awalnya di wilayah angkasa tertentu hanya terdiri dari debu dan bahan baku antar bintang yang hampir merata atau homogen, potensi angkasa. Kemudian datanglah para Organisator Forsa Master dari Firdaus, yang memulai pusaran raksasa, yang kemudian menjadi awan siklon raksasa yang disebut nebula.  Nebula ini berputar, melemparkan bahan, mendingin, dan menciptakan bintang-bintang. Bintang-bintang yang berputar ini melemparkan keluar dan menarik masuk bahan-bahan yang kemudian menyatu menjadi planet-planet, karena gravitasi massa menarik massa lainnya. Planet itu kemudian terus berputar mengelilingi induk mataharinya, karena gaya gravitasi dan sentrifugal.

Jumlah bintang masih terus bertambah, karena nebula-nebula masih dibuat, tetapi ada perhitungan bahwa satu alam semesta super nantinya ditempati 10 juta planet yang dihuni. Kalau ada 700 ribu alam semesta super, maka mungkin di alam semesta agung ini akan ada 7 triliun planet yang dihuni di 7 alam semesta super yang sekarang dihuni. Ini belum empat lapis alam semesta bagian luar yang belum jadi tetapi ribuan kali lebih besar dari yang ada sekarang.

Bintang-bintang ini supaya tetap menyala selamanya dan tidak padam, harus diberi energi dari suatu jaringan energi raksasa alam semesta. Bintang yang berada di luar jaringan ini akan padam kehabisan energi.

Planet-planet mendingin, berevolusi, dan dalam kasus planet Urantia atau Bumi, kemudian ditutupi lautan air. Kemudian naiklah benua-benua, yang bergeser dan berpindah, naik dan turun, sebagian terbenam dan muncul kembali, sehingga terbentuklah peta bumi yang sekarang.

Ketika planet-planet sudah mulai bisa ditempati makhluk hidup, maka para Pembawa Kehidupan diizinkan untuk memulai penanaman benih kehidupan, sel-sel makhluk hidup, di wilayah perairan dangkal yang terlindung. Kemudian benih itu dikembangkan dan dijaga, bermutasi menjadi berbagai makhluk yang lebih rumit, tumbuhan dan hewan laut, tumbuhan dan hewan darat, dan akhirnya manusia.
 


Tuesday, June 5, 2018

Absolut-Absolut

Segala sesuatu yang eksis atau ada di alam semesta raya ini adalah hasil dari "perbuatan" Deitas Absolut terhadap Deitas Nirkualifikasi. Hasilnya, alam yang kita lihat ini adalah Deitas Semesta.


Untuk memudahkan pemikiran, dalam alam semesta ini ada 3 tingkatan realitas:

1. Realitas Finit atau terbatas. Realitas yang dibatasi ruang dan waktu. Tidak bisa mengatasi ruang dan waktu. Tingkatan maksimumnya adalah suprema atau mahatinggi. Golongan makhluk di alam finit ini semuanya diciptakan, ada awalnya.

2. Realitas Transenden, melampaui terbatas, istilah yang sering disebut adalah absonit. Realitas yang melampaui ruang dan waktu. Tingkatan maksimumnya adalah ultimat atau mahaakhir. Ada golongan makhluk yang absonit, yang tidak diciptakan tetapi ada begitu saja atau dieventuasikan, dijadikan ada. Ikut menjadi ada bersama Tuhan/Deitas. Mereka tidak diciptakan, tetapi ikut menjadi ada bersama Tuhan, walaupun mereka bukan Tuhan.  

3. Realitas Absolut atau mutlak, yang infinit atau tanpa batas


Renungan: 
Kita ini memang finit serba terbatas tetapi bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Hikmat dan kuasa Roh memungkinkan kita mulai memasuki wilayah transenden itu. Mulai mengalami hal-hal yang mengatasi ruang dan waktu. Apa yang disebut mujizat bagi manusia itu bisa jadi hanya hal normal karena bantuan makhluk gaib yang tidak kelihatan. Tapi bisa jadi itu hal yang benar-benar transenden, mengatasi ruang, mengatasi waktu. Dari terbatas menuju ketanpabatasan, dari waktu menuju kekekalan. 

Bagi manusia memang kelihatan mustahil tapi bukankah Yesus bersabda bahwa batasannya hanya iman percaya kita? kalau kita percaya tidak ada hal yang tidak mungkin. Marilah kita percaya bahwa bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. 


Injilnya Yesus (Isa Almasih)

Injil artinya kabar baik. Kabar baik apa? Ada dua fakta yang merupakan kabar baik itu: 

Pertama, Tuhan itu pengasih dan penyayang. Dia itu baik. Allah itu kasih. Pengalaman hidup kita bersama Tuhan mengatakan bahwa Dia itu baik. Isa Almasih menyebut Tuhan alam semesta itu dengan istilah yang terbaik yaitu Bapa atau Abba atau Abi, semua menunjuk Tuhan adalah baik. Mengapa Dia disebut Bapa kita semua? Sebab ada fakta yang kedua yaitu bahwa di dalam setiap manusia berdiam Roh dari Tuhan, yang dalam Buku Urantia disebut Pelaras Pikiran (Thought Adjuster). Karena dalam diri kita ada Roh dari Tuhan itu, maka kita manusia yang menerima dan mengakui kebenaran ini akan dicatat di alam semesta sebagai anak Tuhan.  

Status Bapa dan anak itulah inti Injil. 

Itulah dua pokok besar ajaran Isa Almasih yang ditulis Bab IV, mulai dari Paper 119 sampai 196. 

Hanya itu? Mengapa begitu sederhana? 

Anda pikir itu sederhana? Coba pikirkan konsekuensi dari ajaran yang didasarkan pada dua fakta itu, misalnya berikut ini:  
- Hubungan manusia dengan Tuhan adalah anak dengan Bapa. 
- Manusia berkenan kepada Tuhan karena iman percaya, bukan karena persembahan, pengorbanan, melakukan tatacara dan macam-macam upacara.  
- Doa yang diterima adalah karena percaya dan niat hati, bukan karena banyaknya dan bagusnya kata-kata. 
- Status manusia itu anak, dididik dan diajar sebagai anak sehingga harus memiliki kualitas dan kompetensi sebagai anak, bukan status hamba yang mengerjakan tugas lalu dinilai dan dibayar upah pahala. 
- Tujuan hidup manusia adalah menjadi sempurna seperti Bapa di sorga sempurna. Seorang anak diwajibkan mengikuti dan menjadi seperti orang tuanya.
- Kiblat manusia menyembah Tuhan adalah Roh itu yang sudah ada dalam diri kita masing-masing. Roh itu bisa kita ajak bicara dan bisa diminta petunjuk. Roh yang di dalam itu memang diberikan untuk membimbing manusia dari dalam. Roh Tuhan ada dalam kita masing-masing.
- Jiwa manusia dilahirkan baru dan ditumbuhkan olehNya, sehingga waktu mati nanti kita keluar dari badan ini, kembali menuju Bapa, bersama Roh-Nya itu juga yang menjadi petunjuk jalan kita selama-lamanya. 
- Kalau menyembah Tuhan harus dalam roh, bukan tatacara, hukum, dan aturan. 
- Semua manusia adalah sesama, anak-anak Tuhan, karena ditempati Roh yang serupa dari satu sumber yang sama. Tidak boleh ada lagi istilah orang kafir.  
- Keselamatan adalah jika kita menaati kehendak Roh itu, sehingga nanti kalau kita mati, kita akan hidup lagi selamanya, karena Roh itulah yang memberi kita kehidupan.    
- Kita yang menuruti Dia dan bergaul erat dengan Dia, Roh itu, suatu kali nanti akan melebur, manunggal dengan Roh itu dan mengalami hidup kekal selamanya.
- Roh itu tahu semua yang kita lakukan dan pikirkan. 
- Doa dan menyembah Tuhan itu adalah urusan pribadi, tidak perlu dipamerkan pada orang banyak. 
- Tuhan tidak menciptakan neraka. 
- Bapa itu pengasih, maha pengampun, tidak pemurka sehingga minta korban tebusan untuk meredakan amarahNya.  

Injil adalah agama rohani. Agama spiritual. Didasarkan pada kenyataan. Diterapkan dalam hidup sehari-hari. Menghasilkan hidup yang kekal selamanya secara nyata.  

Roh itu nyata. Kita alami. Tuhan itu baik, kita alami dalam hidup kita. 

Demikianlah ajaran Injil itu, kabar baik bahwa manusia adalah keluarga anak-anak Tuhan, dan Tuhan itu pengasih dan penyayang. Tuhan itu berwujud yang tertinggi yaitu roh (hanya ada 3 tingkatan wujud di alam semesta ini: alam roh, alam materi, dan di tengah keduanya alam morontia atau intelektual. Tapi ketiganya juga berasal dari satu sumber yang sama, dalam satu spektrum yang maha luas. 

Wujud roh itu juga bertingkat, dan yang tertinggi dan paling murni itulah Bapa Semesta. Bapa mengaruniakan Roh Pelaras yang mendiami kita, pecahan roh-Nya Bapa Semesta yang paling murni itu dikaruniakan pada manusia.

Anda adalah anak-anak Tuhan. Di dalam Anda sudah berdiam roh-Nya. Allah itu pengasih dan penyayang. Anda adalah anak-Nya. Kalau Anda terima hal ini, maka Anda tercatat di alam semesta ini sebagai anak Tuhan. Tidak lagi sebagai anak hilang yang tidak tahu jalan ke surga. Kalau Anda percaya kenyataan ini, hidup Anda aman dalam Dia selama-lamanya, sebab Roh itu menjadi penuntun dan pemberi hidup yang kekal.

Tidak ada persyaratan harus masuk atau keluar dari agama manusia tertentu atau upacara dan tatacara tertentu. Isa Almasih dulu juga sampai wafat dan hidup lagi dan naik ke surga tidak keluar dari agama Yahudi. Murid-muridnya juga masih sebagai aliran Yahudi sampai setelah puluhan tahun kemudian mereka terpaksa memisahkan diri dari agama induknya, sebab terpaksa demikian.

Demikianlah Injilnya Isa Almasih yang diajarkan selama 3 tahun kepada murid-muridnya. Setelah Isa pergi dari planet ini memang murid-muridnya banyak membuat tafsiran masing-masing, dan itu juga tidak sepenuhnya salah sebab disesuaikan dengan kondisi saat itu, untuk dunia Yunani, Romawi, Afrika, India, dan Arab. 


Sunday, June 3, 2018

Waktu dan Kekekalan

Tuhan itu kekal, eternal. Tuhan itu eksistensial, tetap ada selamanya.

Alam semesta itu berada dalam lingkaran kekekalan. Circle of eternity. Suatu lingkaran tanpa ujung dan akhir.

Secarik goresan bagian dari lintasan kekekalan itu disebut Waktu. Waktu adalah hanya urutan peristiwa menurut pendapat makhluk di suatu tempat. Waktu itu relatif, ukurannya tidak sama di berbagai bagian alam semesta. Ada bagian di pusat alam semesta dimana mungkin saja 1 hari sama dengan 1000 tahun planet bumi. Satu tahun sama dengan 365 hari, Di sana, peristiwa terjadi ratusan ribu kali lebih cepat daripada di bumi dengan urutan yang sama. 

Manusia itu fana, mortal. Artinya bisa mati, tidak kekal. Makhluk fana biasanya diartikan adalah manusia karena ada batas waktu hidupnya dalam tubuh jasmani. Makhluk dari golongan-golongan lain umumnya tidak memiliki badan jasmani, dan umumnya mereka tidak fana, tidak mati seperti manusia.


Tetapi ingat bahwa Roh Tuhan yang mendiami kita itu kekal, sehingga kalau kita melebur dan dihidupkan oleh Roh itu, kita akan menjadi baka atau tidak mati, immortal.  

Manusia itu diciptakan, sehingga ada awalnya. Tetapi tidak dengan Tuhan. Tuhan itu mendiami lingkaran kekekalan. Tidak ada awal dan akhirnya. Semua itu berputar, melingkar, tidak ada akhir dan hentinya.  

Gambaran kekekalan adalah seperti cincin ini. Semua adalah urutan peristiwa. Waktu adalah secarik bagian dalam lingkaran itu yang kita lihat sebagai manusia. 

Renungan: 
Memang kita ini fana. Tapi dalam batin kita berdiam Roh yang baka. Siapa berserah dan menurut pimpinan Yang Di Dalam itu akan mengalami hidup yang kekal. Roh itu membuat kita hidup selamanya secara riil, nyata, harfiah, literal dan sesungguhnya. 


Saturday, June 2, 2018

Trinitas

Tuhan yang Esa, yang tanpa definisi dan tanpa batasan itu menjadikan alam semesta ini menjadi ada dalam tiga pribadi Deitas yang memiliki fungsi sendiri:

  1. Bapa Semesta, adalah Pusat dan Sumber Pertama, pusat semua kepribadian. 
  2. Putra Kekal, adalah Pusat dan Sumber Kedua, pusat semua roh. 
  3. Roh Tanpa Batas, adalah Pusat dan Sumber Ketiga, pusat semua kecerdasan. 
  4. Firdaus, pusat semua materi. 
Trinitas adalah SATU TUHAN dalam tiga kepribadian. 

Meskipun Trinitas itu kekal dari selama-lamanya dan tidak berubah (eksistensial), namun kalau dijelaskan kepada pikiran manusia yang perlu penjelasan berdasarkan waktu, adalah sebagai berikut:



Pertama, Tuhan yang Esa, yang disebut AKU ADA YANG AKU ADA itu membuat pembatasan dalam diri Bapa Semesta. Bapa kemudian membedakan dan menurunkan Putra Kekal (pusat alam roh) sekaligus Firdaus (pusat alam materi).  Roh dan materi menjadi ada. Tapi, keduanya harus dijembatani dan disatukan dengan perantaraan kecerdasan (batin atau mind) maka jadilah sang Roh Tanpa Batas.

Dengan demikian landasan dasar alam semesta adalah empat itu: kepribadian, roh, materi, dan kecerdasan. Keempatnya ada, maka realitas alam semesta ini ada. Satu saja tidak ada, maka alam semesta ini tidak seperti sekarang ini. Tapi hanya tiga yang berpribadi, maka ikatan dari ketiganya itu disebut sebagai Trinitas.

 KEPRIBADIAN

MATERI    --------------     BATIN  --------------   ROH  



Kita yang materi ini mendekati dan memahami hal-hal rohani melalui batin atau kecerdasan itu. Sebaliknya melalui perantaraan kecerdasan maka roh menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk bisa menguasai alam materi.

Bahasan asalmula Trinitas yang kekal itu dijelaskan pada makhluk yang dipengaruhi waktu (seperti manusia) itu ada di Paper Pengantar. Penjelasan Trinitas dibahas dalam satu Paper lengkap. 


Alam Semesta (Universe)

Alam Semesta ini seluruhnya terdiri dari:
  1. Firdaus, sistem alam semesta sentral yang dikelilingi oleh 7 satelit Dunia Sakral Bapa, 7 Dunia Sakral Putra, 7 Dunia Sakral Roh, serta badan angkasa gelap berbentuk tabung dua lapis yang berfungsi sebagai roda penyeimbang seluruh alam semesta
  2. Havona, sistem 1 milyar dunia dalam tujuh orbit mengelilingi Firdaus. Alam semesta sentral terdiri dari Firdaus dan Havona. 
  3. Tujuh alam semesta super, kumpulan galaksi yang saat ini sudah dikelola, berputar melawan jarum jam mengelilingi alam semesta sentral. Kita berada dalam alam semesta super nomor tujuh, yang disebut Orvonton. Alam semesta sentral dan alam semesta super adalah alam semesta yang sudah dikelola, dan disebut sebagai alam semesta agung (grand universe). 
  4. Alam semesta bagian luar pertama, ribuan galaksi yang masih dalam pembentukan dan belum dikelola 
  5. Alam semesta luar kedua,  
  6. Alam semesta luar ketiga, 
  7. Alam semesta luar keempat, paling banyak galaksi berada dalam lingkaran paling jauh dari pusat. Nomor empat hingga tujuh disebut sebagai alam semesta bagian luar (outer universe).   
Seluruh alam semesta di atas disebut sebagai Alam Semesta Master atau alam semesta induk.

Semua alam semesta itu berputar, saling berlawanan arah satu sama lain sehingga seimbang. Hanya Pulau Firdaus yang merupakan inti alam semesta yang tidak bergerak sama sekali dari tempatnya. 

Alam semesta super ketujuh, Orvonton, ibukotanya disebut Uversa.  Orvonton dibagi menjadi sistem mayor, sistem minor, dan alam-alam semesta lokal.  

Satu alam semesta super seperti Orvonton terdiri dari 100.000 alam semesta lokal. Alam semesta lokal kita disebut Nebadon. 

Alam semesta lokal Nebadon dibagi menjadi Konstelasi-konstelasi yang dipimpin oleh putra dari golongan Vorondadek. Nebadon juga dibagi menjadi Konstelasi-konstelasi. Konstelasi kita bernama Norlatiadek dengan ibukota Edentia. Edentia adalah sebuah sistem planet besar dengan 70 satelit. 

Konstelasi dibagi lagi menjadi sistem-sistem lokal.Sistem lokal tempat kita berada bernama Satania (bukan Satan nama sosok asistennya Lucifer yang memberontak itu). Satania adalah gugus perbintangan dengan satu pemerintahan, dipimpin satu Daulat Sistem, dari golongan Lanonandek primer, dibantu banyak asisten.
 
Sistem lokal Satania kita ini terdiri dari satu kelompok dunia markas besar yang disebut Yerusem, sistem planet (buatan!) besar yang dikelilingi oleh tujuh satelit dan 49 subsatelit. Yerusem berukuran 100x bumi. Tujuh dunia satelit itu disebut dunia-dunia mansonia, dunia rumah besar, dunia seukuran 10x bumi, tempat penerimaan manusia nanti kalau sudah meninggal dan pergi dari planet-planet. Satelit-satelit itu masing-masing seukuran 10x planet bumi.

Saat ini baru ada enam ratusan planet yang sudah dihuni makhluk hidup. Urantia berada di nomor 606 planet yang dihuni dalam sistem Satania, yang kalau penuh berisi 1000 planet, sehingga Urantia adalah planet yang tergolong masih muda. 

Sistem kita bernama Satania, dan tetangga-tetangga sistem antara lain Sandmatia, Assuntia, Porogia, Sortoria, Rantulia, dan Glantonia. 

Kemudian paling bawah dalam pemerintahan alam semesta ada planet-planet, tempat makhluk hidup  dikembangkan menggunakan metode evolusi. Planet dipimpin oleh Pangeran Planet dari golongan Lanonandek juga. Pemerintahannya di alam roh dibantu banyak asisten dan malaikat, makhluk tengah, dan lain-lain.

Kepala pemerintahan secara jasmani untuk sebuah planet yang dihuni adalah pasangan Adam dan Hawa, golongan Putra Material.  

Demikianlah dari alam semesta keseluruhannya, satu pusat yaitu Firdaus, alam semesta sentral dan agung, sampai alam semesta super dan lokal dan bagian-bagiannya, yaitu konstelasi, sistem lokal dan akhirnya planet-planet yang dihuni manusia. Semua itu untuk pemerintahan untuk mengelola alam semesta yang terdiri dari trilyunan bahkan ribuan trilyun bintang dan planet yang sudah ada dan yang belum ada. Sungguh langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya, kata seorang penyair zaman dulu.
 

Sistem Lokal

Sistem lokal adalah sebagian kecil dari alam semesta yang sangat luas.

Alam Semesta ini seluruhnya terdiri dari:
  1. Firdaus, sistem alam semesta sentral yang dikelilingi oleh 7 satelit Dunia Sakral Bapa, 7 Dunia Sakral Putra, 7 Dunia Sakral Roh, serta badan angkasa gelap berbentuk tabung dua lapis yang berfungsi sebagai roda penyeimbang seluruh alam semesta
  2. Havona, sistem 1 milyar dunia dalam tujuh orbit mengelilingi Firdaus
  3. Tujuh alam semesta super, kumpulan galaksi yang saat ini sudah dikelola, berputar melawan jarum jam mengelilingi alam semesta sentral. Kita berada dalam alam semesta super nomor tujuh, yang disebut Orvonton. 
  4. Alam semesta luar pertama, ribuan galaksi yang masih dalam pembentukan dan belum dikelola 
  5. Alam semesta luar kedua,  
  6. Alam semesta luar ketiga, 
  7. Alam semesta luar keempat, paling banyak galaksi berada dalam lingkaran paling jauh dari pusat 
Semua alam semesta itu berputar, saling berlawanan arah satu sama lain sehingga seimbang. Hanya Pulau Firdaus yang merupakan inti alam semesta yang tidak bergerak sama sekali dari tempatnya. 

Alam semesta super ketujuh, Orvonton, ibukotanya disebut Uversa, kelompok dunia pemerintahan alam semesta super dengan banyak satelit dan planet pengiringnya, terletak dekat pusat galaksi Bimasakti. Orvonton pada intinya terdiri dari galaksi Bimasakti. 

Orvonton dibagi menjadi sistem mayor, sistem minor, dan alam-alam semesta lokal.  Satu alam semesta super seperti Orvonton terdiri dari 100.000 alam semesta lokal. Alam semesta lokal kita disebut Nebadon, dan dipimpin oleh pasangan Putra Pencipta dan Ibu Alam Semesta yang pernah berinkarnasi menjadi manusia di planet Urantia 2000 tahun lalu, Yesus dari Nazaret. 

Nebadon dibagi menjadi Konstelasi-konstelasi. Konstelasi kita bernama Norlatiadek dengan ibukota Edentia. Edentia adalah sebuah sistem planet besar dengan 70 satelit. 

Konstelasi dibagi lagi menjadi sistem-sistem lokal. Satu sistem lokal adalah suatu gugus perbintangan yang dipimpin oleh satu eksekutif dari golongan Putra Lanonandek. Kapasitas jika penuh adalah sekitar 1000 planet yang ada penduduknya. Saat ini baru ada enam ratusan planet yang sudah dihuni makhluk hidup. Urantia berada di nomor 606, sehingga Urantia adalah planet yang tergolong masih muda. 

Sistem lokal tempat kita berada bernama Satania (bukan Satan nama sosok asistennya Lucifer yang memberontak itu). Satania adalah gugus perbintangan dengan satu pemerintahan, dipimpin satu Daulat Sistem, dari golongan Lanonandek primer, dibantu banyak asisten. Lucifer adalah mantan Daulat Sistem kita Satania, tapi karena memberontak dan akhirnya dunia-dunia banyak yang kacau seperti planet kita, maka Mikhael datang menjadi manusia dan menyelesaikan masalah ini. 
Sistem lokal Satania kita ini terdiri dari satu kelompok dunia markas besar yang disebut Yerusem, sistem planet (buatan!) besar yang dikelilingi oleh tujuh satelit dan 49 subsatelit. Yerusem berukuran 100x bumi. Tujuh dunia satelit itu disebut dunia-dunia mansonia, dunia rumah besar, dunia seukuran 10x bumi, tempat penerimaan manusia nanti kalau sudah meninggal dan pergi dari planet-planet. Dunia rumah besar atau mansion nomor satu adalah tempat kebangkitan jiwa manusia yang selamat tetapi belum melebur dengan Roh Pelaras yang mendiami manusia itu. (Sesuai status rohaninya, manusia ada yang langsung bypass dunia kedua, ketiga, dst bahkan ke Yerusem, tetapi sebagian besar dibangkitkan di dunia pertama.) Oleh para malaikat kebangkitan, di situ dirakit lagi jiwa manusia yang sudah mati tersebut, ditempati lagi oleh Roh Pelaras sehingga dihidupkan lagi. Satelit-satelit itu masing-masing seukuran 10x planet bumi. 

Di situlah manusia mulai diperkenalkan dalam alam morontia, alam perantara di tengah antara alam jasmani dan alam rohani. Alam morontia itu bersifat setengah material (jasmani) setengah spiritual (rohani), masih perlu makanan minuman morontia, hewan dan tumbuhan morontia, dan masih sangat dipengaruhi oleh dunia tempatnya berada. Masih ada badan morontia, "tubuh kemuliaan", yang masih setengah jasmani. Jiwa manusia keluar dari badan daging dalam wujud morontia. Contoh makhluk yang mendekati morontia adalah golongan makhluk tengah atau midwayer. Makhluk ini tidak kelihatan tapi punya tenaga fisik yang luar biasa. Wujud roh lebih tinggi lagi karena roh adalah energi yang hidup. Nanti dalam wujud roh, manusia tidak perlu makanan morontia, tetapi energi rohani. Contoh makhluk roh adalah malaikat serafim. Manusia secara bertahap melewati ratusan tingkatan wujud badan morontia, dimurnikan dari morontia menjadi roh.